Kamis, 30 Desember 2010

PERALATAN BMKG

I . PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Cuaca merupakan suatu kondisi udara di suatu tempat pada saat yang relatif singkat yang meliputi kondisi suhu, kelembaban, serta tekanan udara sebagai komponen utamanya. Pencarian metode untuk memprediksi cuaca adalah kegiatan yang akhir-akhir ini  banyak dilakukan oleh peneliti terhadap atmosfer atau cuaca. Hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan dari berbagai pihak yang membutuhkan informasi kondisi atmosfer yang lebih cepat, lengkap, dan akurat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai perusahaan negara yang bertugas sebagai pengamat cuaca mampu memprediksikan cuaca melalui metode konvensional baik itu metoda statistik maupun dinamik yang mencakup radius 5 – 10 km di daratan, dan sekitar ±50 km di lautan untuk 1 titik pengamatan di wilayah yang dapat diprediksikan. Selama ini, BMKG menggunakan metode matematis untuk peramalan.
 Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan metode peramalan menggunakan  fuzzy clustering  (Syamsul Arifin,2007) yang mampu menghasilkan ketepatan sebesar 69% untuk data uji sebanyak 304 hari. Selanjutnya prediksi cuaca maritim menggunakan jaringan syaraf tiruan (Andre Kresnawan, 2008) yang menghasilkan ketepatan prediksi untuk arus laut sebesar 60,7%, gelombang laut sebesar 72,4%, dan prediksi curah hujan sebesar 26,122%. Kemudian prediksi cuaca maritime menggunakan metode  Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) (Ardian Candra P, 2010) yang menghasilkan ketepatan prediksi 38,00% untuk curah hujan, 99,887% untuk arus laut, dan 99,913% untuk ketinggian gelombang laut. Selanjutnya pada penelitian ini menggunakan metode peramalan dengan logika fuzzy dengan menggunakan titik-titik pada Selat Madura dan sebagian Laut Jawa untuk daerah pengamatannya.
 Daerah yang diamati merupakan daerah jalur pelayaran dari dan  ke Tanjung Perak. Data yang diambil merupakan data pengamatan dari BMKG Perak I yang terletak di daerah pesisir sehingga dapat diketahui variabel yang mempengaruhi kondisi cuaca yang  ada di laut, sehingga dapat diprediksikan menggunakan metode dengan sistem pakar yaitu logika fuzzy. Diharapkan dengan menggunakan metode tersebut maka keluaran yang diharapkan dapat lebih baik bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
Permukaan bumi yang kita huni memiliki keadaan tempat yang berbeda. Ada tempat dataran rendah, dataran tinggi, tempat yang suhunya tinggi, curah hujan tinggi dan tempat yang dingin. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta intensitas radiasi yang berbeda pula. Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi, perlunya ada instrumens klimatologi karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam yang tepat dan lain sebagainya.
Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi.Alat-alat yang digunkan dalam BMG harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.
Alat dipasang di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data.
Dalam Stasiun klimatologi Alat-alat yang umum digunakan di data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin (Badai, 2009).
Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen. Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu Campbell Stokes ini dipasang dibawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada kartu akan mencatat bekas bakaran kartu.
Bagian yang hangus itulah yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran yang tertutup awan (Anonim, 2008).
Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi. Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling.
Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit) (Anonim, 2009).
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah.
Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap d idalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperature di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas -38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F) (Shafiyyah, 2009).
Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades.
 Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta (Badai, 2009). Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C) disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama termometer.
Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke dalam empat macam termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus listrik, thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan termometer berdasarkan prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu tinggi. (Sophiadwiratna, 2010).
Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi itu adalah data hujan hari kemarin (Anonim, 2009).
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias.
Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias (Anonim, 2008).
HV/Acid Rain Sampler mempunyai prinsip kerja dimana udara yang mengandung partikel debu di hisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Dimana debu menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut (Anonim, 2009).
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi.
Untuk Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut Panci Bundar Besar, Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan, Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki, Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum, Cup Counter Anemometer, Pondasi atau Alas, Penakar hujan biasa (Anonim, 2008).
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin.
Didalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Anonim, 2008).
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer.
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather) dengan mudah.
Secara umum komponen AWS di bagi beberapa bagian utama yaitu Sensor, Wind speed, Wind direction, Humidity, Temperature, Solar radiation, Air Pressure, Rain gauge, Data Logger, Komputer (sistem perekam dan sistem monitor), Display (optional), Tiang untuk dudukan sensor dan data logger, Penangkal petir. Spesifikasi teknis dari masing-masing komponen biasanya ditentukan, sesuai dengan dimana AWS tersebut akan dipasang (Anonim, 2008).

II . TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang berada di BMKG,cara penggunaannya serta dapat juga mengetahui kegunaannya.

III . METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu&Tempat
            Waktu pelaksanaan praktikum klimatologi tentang pengenalan alat-alat BMKG pada pagi hari sampai siang hari,dilaksanakan di stasiun BMKG Bandara Depati Amir Pangkal Pinang Kabupaten Bangka Belitung.
3.2 Alat&Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan alat ini adalah kertas,alat tulis dan kamera digital.







IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
NO.
NAMA ALAT
GAMBAR













Camble stokes





















Panci penguapan














Anemometer




Sangkar Meteo

02122010389.jpg

Taman Alat














http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSU1pSuCvMJd7MhOaxU2Rg_P0oiITvT1JrDLGNrk87Ne29PaWWbfpHey2ky


Penangkar hujan

02122010391.jpg
       
4.2 Pembahasan
1. Campbel Stokes
Campbel Stokes merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen, untuk mengetahui persentase lama penyinaran dan intensitas matahari. Prinsip kerja Campbell Stokes dimana Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.
Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit). Untuk itu Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus yang berperan sebagai pembaca data. Kartu Campbell Stokes dipasang di bawah lensa dengan menyesuaikan arah matahari. Kemudian Campbell Stokes dipasang pada tempat yang terbuka. Untuk mengetahui lama penyinaran dan intensitas matahari dilihat pada bagian yang hangus pada kartu yang dipasang. Kemudian dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran yang tertutup awan.
Ada dua vias yang tedapat pada Campbel Stokes yaitu:
1.      Matahari sebelah selatan kathulistiwa
2.      Matahari sebelah utara kathulistiwa
2. Thermometer
Suhu (temperatur) adalah suatu besaran panas yang dirasakan oleh manusia. Satuan suhu yang biasa digunakan di Indonesia adalah derajat celcius (0C). Mengingat pentingnya faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia menyebabkan pengamatan suhu udara yang dilakukan oleh stasiun meteorologi dan klimatologi memiliki beberapa kriteria diantaranya Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum). Suhu udara di beberapa ketinggian/ lapisan atmosfer (hingga ketinggian ± 35 Km). Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 m). Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut.
Termometer yang digunakan adalah termometer bola basah dan bola kering merupakan termometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (termometer bola kering). Adapun termometer bola basah adalah termometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi.
Termometer ini terbagi atas Termometer maximum dan termometer minimum. Termometer maximum memiliki prinsip kerja dimana Termometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat atau tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, termometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
Termometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja termometer ini thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan termometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembalibila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).





3. Penangkar hujan
a. Penangkar Hujan Observatorium
Prinsip kerja penangkar hujan ini adalah Menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas penampang atau mulut penangkar Mengukur CH harian (mm). Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan i. Jika tidak ada hujan beri tanda (-) atau (.) pada kartu hujan. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
b. Penangkar Hujan Hellman
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung.
Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
4. Anemometer
Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka.
5. HV/Acid Rain Sampler
Prinsip kerja alat ini yaitu dimana udara yang mengandung partikel debu akan di hisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.
6. Panci Panguapan
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Dalam panci penguapan terdapat beberapa alat yang sangat menentukan dalam mengatahui besar penguapan, alat-alat yang dimaksud yaitu Hook Gauge Suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan. Untuk jenis cassella, terdiri dari sebuah batang yang berskala, dan sebuah sekrup yang berada pada batang tersebut, digunakan untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam panci Sekrup ini berfungsi sebagai micrometer yang dibagi menjadi 50 bagian.
Satu putaran penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi 1 mm. Hook gauge buatan Perancis mempunyai micrometer yang dibagi menjadi 20 bagian. Dalam satu bagian menyatakan perubahan tinggi jarum 0,1 mm, berarti untuk satu putaran penuh, perubahan tinggi jarum sebanyak 2mm. Still Well. Bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki. Pada tiap kaki terdapat skrup untu menyetel/ mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal.
Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi dengan permukaan air dalam panci Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat permukaan air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan pada panci sehingga penyetelan ujung jarum dapat lebih mudah dilakukan. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum Thermometer air merupakan jenis thermometer biasa yang dipasang tegak dengan menggunakan klem. Letak bola thermometer di bawah permukaan air. Dengan demikian suhu air dapat diketahui hanya pada waktu dilakukan pembacaan. Floating maximum dan minimum thermometer digunakan untuk mencatat suhu maximum dan minimumair yang terjadi dalam 24 jam.
Pada umumnya alat ini terdiri dari sebuah pipa gelas yang berbentuk huruf U dengan dua buah bola pada kedua ujungnya. Thermometer dipasang pada rangka baja non magnetis yang terapung sedikit di bawah permukaan air oleh pelampung aluminium. Kedua bola thermometer dilindungi terhadap radiasi. Indeks dibuat dari gelas dengan sumbu besi dan mempunyai pegas sehingga dapat dipengeruhi gaya magnet. Suhu maximum ditunjukkan oleh kanan index dalam tabung atas. Suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam tabung bawah. Magnet batang digunakan untuk menyetel kedudukan index setelah suhu dibaca. Cup Counter Anemometer Alat ini dipasang sebelah selatan dekat pusat panci dengan mangkok-mangkoknya sedikit lebih tinggi.
Terutama sekali digunakan untuk mengukur banyaknya angin selama 24 jam.Pondasi/ Alas Dibuat dari kayu dicat sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian atas kayu dicat putih untuk mengurngi penyerapan radiasi sinar matahari. Penakar hujan biasa Untuk memperoleh data curah hujan, yang digunakan dalam menentukan panguapan pada hari-hari hujan. Penakar hujan dipasang +2m dari evaporimeter.
7. AWS (Automatic Weather Stations)
Prinsip kerja alat ini yaitu merupakan desain yang sengaja dibuat untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer.
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather ) dengan mudah.



ALAT-ALAT YANG ADA DI DALAM RUANGAN AEROLOGI
1. Pengamatan dengan menggunakan Radiosond
   Alat ini dilengkapi oleh sensor cuaca yaitu
·         Temperature
·         Sensor kelembaban
·         Sensor tekanan
·         Sensor titk embun dan,
·         Sensor arah kecepatan angin
         Alat ini diluncurka setiap hari pada pukul 07.00 pagi dan pukul 19.00 malam yang  ditentukan dengan menggunakan grafik. Selain itu ringan Aerologi ini berfungsi untuk mendeteksi adanya petir,hujan dan angin ribut.
2. Weder Pronik
        Alat ini berbentuk parabola yang diletakkan diatas ruangan ini yang berfungsi untuk mengikuti jejak balon yang ada pada radiosond. Pada alat ini terdapat azimuth dan Elevasi untuuk mengukur arah dan hasil yang dilakukan selama 1 jam 15 menit.
3. Pibal
      Alat ini pengukurannya menggunakan alat teodolit yaitu yang berfungsi untuk mendapatkan arah dan kecepati angin. Pengukurannya dilakukan pada pukul 13.00 siang dan 01.00 mlem. Ini dilakukan bukan hanya distasiun meteorologi dan stasiun klimatologi. Kegunaan alat ini adalah untuk menganalisis karateristik atmosfer.



Diruangan atas aerologi terdapat :
1. Teodolit
Alat ini berfungsi sebagai alat untuk mengukur pibal.
2. Barometer
Alat ini berfungsi suntuk mengukur tekanan udara.
Pengukuran menggunakan barometer dilakukan di dua tempat yaitu di QFF (pengukran tekanan di permukaan laut) dan QFE (pengukuran tekanan di landasan). Pengukurannya berbentuk table konveksi : yaitu dari mili bar ke inch.
3. Anometer
Alat ini berfungsi untuk mengukur arah mata angin dan kecepatan angin.
        
TEKNIS PEMBUATAN PERKIRAAN:
Teknis pembuatan perkiraan dilakukan menjadi dua model yaitu:
1. Model TLAPS (dari Australia)
2. Model KMA(dari kore)
FAKTOR CUACA
1. Pengaruh Lokal
Pengaruh lokal ini biasanya terjadi di daerah perbukitan.
2. Pengaruh Regional
Pengaruh regional biasanya tejadi pada angi musim yaitu 6 bulan sekali.
PERAN BMKG
1.Mengetahui jika ada suatu bencana.
2. Sosiolisasi potensi bencana.
3. Pertimbangan sesudah terjadi bencana.

V . KESIMPULAN

1. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta intensitas radiasi
2. Alat-alat yang digunakan dalam BMKG antara lain AWS (Automatic Weather Stations) Campbell Stokes, panci pengapaun, Anemometer, thermometer, HV/Acid Rain Sampler dan penangkar hujan.
3. Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam).
4. Alat-alat yang ada di BMKG mempunyai peran dan fungsi masing-masing, yang bisa memprediksi cuaca, iklim, suhu, kelembaban, terjadinya hujan dan bencana.










DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Alat-alat Meteorologi .http://74.125.153.132 /search?q=cache:G2XgW
            Tq4blEJ:2201 oliv.blogspot. com/2008/04/alat-alat-meteorologi.html.(15 Desember
            2010)
Badai, 2009. Agroklimatologi.http ://74.125.153.132/search ?q=cache:ghR_1aiU1jUJ:
            badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-2-data-stasiun.html.(5 Desember
            2010)
Ridwan,2010.klimatologi alat-alat. http://ridwanmancuru.blogspot.com/2010/03/
            klimatologi-alat-alat.html.(5 Desember 2010)







LAPORAN  DASAR-DASAR KLIMATOLOGI
TENTANG
“PENGENALAN ALAT BMKG ’’
  DiSusun Oleh:
NAMA : Agus Pratomo
NIM     : 2010   911  003
PRODI : Agroteknologi (A)

                                     DOSEN PEMBIMBING
   Tri Lestari SP., MSi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
BALUN IJUK
2010